Kotakedua Mesir, Alexandria, terletak di pantai Mediterania dan merupakan yang paling Eropa di atmosfer dengan jalan-jalan lebar dan taman-taman terbuka yang cantik. Didirikan oleh Alexandria Agung di 331 BC, kota ini adalah pusat peradaban Yunani dan rumah bagi Mercusuar Pharos, salah satu keajaiban dunia kuno.
- Alexandria atau Al-Iskandariyyah, adalah kota pelabuhan yang terletak di pesisir Laut Mediterania. Kota ini dibangun oleh Alexander Agung pada 331 SM dan dikenal sebagai situs Pharos mercusuar yang menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Tak hanya itu, Alexandria juga memiliki perpustakaan besar yang pernah menjadi pusat budaya paling vital, bahkan menyaingi Athena, juga Melihat Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir, Pernah Jadi Persembunyian Hosni Mubarak Sejarah Alexandria Setelah menaklukkan Suriah pada 332 SM, Alexander Agung menyapu Mesir dengan pasukannya, dikutip dari World History. Ia kemudian mendirikan Alexandria, kota pelabuhan kecil Rhakotis di tepi laut dan memulai tugas untuk mengubahnya menjadi ibu kota yang besar. Hanya selang beberapa bulan, Alexander kemudian meninggalkan kota itu untuk melanjutkan ekspansinya dan menyerahkan tugas pembangunan kepada komandannya, Kleomenes. Ekspansi penuh Aleksandria berada di bawah kekuasaan Jenderal Ptolemy Alexander dan pemerintahan Dinasti Ptolemeus yang mengikutinya. Setelah kematian Alexander Agung pada 323 SM, Ptolemy mulai memerintah Mesir dari Alexandria, menggantikan ibu kota lama, Memphis. Kota ini tumbuh menjadi yang terbesar di dunia, sehingga menarik para sarjana, ilmuwan, filsuf, matematikawan, seniman, dan sejarawan. Tak heran, kota ini juga melahirkan ilmuwan dan karya-karya besar yang menjadi pondasi kelimuan modern. Eratosthene 274-194 SM, misalnya, menghitung keliling bumi dalam jarak 50 mil 80 km di Alexandria. Sementara Archimedes 287-212 SM, ahli matematika dan astronom besar juga menimba ilmu di kota itu. Alexandria juga menjadi terkenal karena perselisihan agama yang dihasilkan dari bentrokan kepercayaan pagan, Yahudi, dan Kristen setelah kebangkitan agama Kristen pada abad ke-4 dan ke-5 M.
\n\n \n kota kota di mesir
kotaDengan Kompleks piramida adalah kompleks piramida yang berdiri di Giza, di luar Kairo, Mesir. Monumen kuno ini terletak sekitar delapan kilometer ke padang pasir dari kota tua Giza di Nil, sekitar 25 kilometer sebelah barat laut pusat kota Kairo. tapi karena perkembangan Kairo yang cepat, Giza seakan ditelan oleh Kairo. Di kota ini
Menara masjid mendominasi cakrawala Kairo. Kebanyakan orang berpikir tentang Piramida Besar ketika mereka mendengar tentang negara Mesir . Tapi negara ini lebih dari sekadar reruntuhan kuno. Ini adalah rumah bagi beberapa kota besar dengan ekonomi yang menguntungkan dan sejarah yang kaya . Kota-kota terpadat di Mesir dapat ditemukan di bawah ini. Kota Mesir Terpadat Kairo Kota terbesar di Mesir saat ini adalah Kairo dengan jumlah penduduk jiwa. Sekarang ibu kota Mesir, kota ini didirikan pada 969 M meskipun akarnya berasal dari SM. Orang-orang datang ke sini untuk melihat Piramida Besar secara teknis terletak di Giza. Al-Azhar, salah satu universitas tertua di dunia , juga ditemukan di sini. Kairo juga mengambil tempat sebagai kota gurun terpadat dengan setting kosmopolitan, orang-orang dari seluruh dunia menyebut kota ini sebagai rumah. Di seluruh kota, pengunjung dapat menemukan arsitektur Islam dan melihat seni dari ribuan tahun yang lalu. Iskandariyah Kota terbesar kedua di Mesir adalah Alexandria di mana orang tinggal. Populasi telah berkembang pesat selama seratus tahun terakhir karena tingkat kelahiran yang tinggi dan migrasi desa ke kota. Wilayah metropolitan ini juga memiliki sejarah panjang yang berawal dari zaman Yunani-Romawi. Pernah menjadi rumah bagi Mercusuar Pharos yang terkenal dan latar belakang hubungan Cleopatra dan Mark Antony, Alexandria terkenal sebagai pusat akademik dunia. Saat ini, ini adalah kota pelabuhan dan kawasan industri yang penting. Giza Giza adalah rumah bagi orang dan merupakan kota terbesar ketiga di negara itu, dianggap sebagai pinggiran wilayah metropolitan Kairo Raya. Pada zaman kuno, ini adalah kuburan bagi beberapa firaun dan sekitar 642 M, kekhalifahan Islam menaklukkan daerah itu dan mendirikan Giza. Saat ini, kegiatan ekonomi utamanya meliputi mesin, rokok, bahan kimia, dan film. Shubra El-Kheima Pinggiran kota lain dari wilayah metropolitan Kairo Raya, Shubra El-Kheima memiliki populasi Mayoritas orang yang tinggal di sini bekerja di pabrik-pabrik di daerah tersebut meskipun baru-baru ini, telah terjadi peningkatan migran pedesaan ke perkotaan yang menetap di sini. Secara historis, kota ini adalah kota pasar yang penting karena lokasinya di sungai dan pernah menjadi rumah bagi raja muda Ottoman. Pelabuhan Said Populasi Port Said adalah dan terletak di timur laut Kairo. Meskipun secara signifikan lebih kecil dari kota-kota lain dalam daftar ini, Port Said adalah salah satu kota terpenting di Mesir. Ini berfungsi sebagai pintu masuk ke Terusan Suez sehingga menjadikannya produsen ekonomi utama bagi negara tersebut. Pembeli dapat memanfaatkan semua impor dan ekspor dan ekspor di zona bebas di mana produk dapat dibeli bebas pajak. Suez Suez adalah nomor 6 dalam daftar dengan orang di dalam perbatasannya. Ini telah menjadi lokasi pelabuhan penting setidaknya sejak abad ke-7 ketika memfasilitasi perdagangan antara negara-negara di utara dan tanah Arab. Hari ini, itu adalah situs kilang minyak besar dan pabrik petrokimia. Produk jadi tiba ke Kairo melalui jaringan pipa, jalan raya, dan rel kereta api. El-Mahalla El-Kubra Nomor 7 dalam daftar, El-Mahalla El-Kubra memiliki populasi Ini adalah pusat pertanian dan industri yang penting dan merupakan salah satu produsen tekstil terbaik di negara ini. Dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi alasan untuk memprotes kondisi pekerja, hasil pemilu, dan tunjangan pekerjaan. luksor Luxor adalah kota lain yang populer dengan turis dan pernah dikenal sebagai Thebes atau Kota Seratus Gerbang. Tidak hanya rumah bagi orang, tetapi juga Kuil Luxor yang sangat besar yang selesai dibangun antara tahun 1336 dan 1327 SM. Mengingat pentingnya sejarah dan pelestarian arsitektur, pariwisata adalah kegiatan ekonomi nomor 1 di sini. Pertanian, khususnya produksi tebu, juga memegang peranan penting. Mansoura Mansoura memiliki populasi dan didirikan pada masa Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1219. Raja Louis IX dari Prancis dipenjarakan di rumah Ibrahim bin Lokman selama pertempuran pada tahun 1250. Situs ini sekarang menjadi museum dan berisi beberapa barang pribadi Raja . Kota ini pernah menampung populasi Yunani yang besar tetapi mereka terpaksa pergi selama era Nasser. Populasi saat ini tumbuh dari migrasi desa ke kota. Tanta Kota terakhir dalam daftar adalah Tanta. Dengan populasi kota ini terletak 58 mil sebelah utara Kairo dan terkenal dengan makanan penutupnya. Kegiatan ekonomi utama adalah membudidayakan kapas dan memproduksi tekstil. Pada akhir musim panen, Tanta merayakan Moulid Sayid Ahmed el-Badawi, sebuah festival keagamaan 8 hari yang menerima lebih dari 2 juta peziarah yang datang untuk memberi penghormatan ke makam el-Badawi. Distribusi Geografis Kota-Kota Besar Mesir Seperti disebutkan dalam daftar di atas, sebagian besar kota-kota ini terletak di sepanjang Sungai Nil , dekat Terusan Suez , atau di garis pantai Mediterania dan Laut Merah . Ini karena sekitar 90% lahan yang tersedia di Mesir adalah gurun yang merupakan iklim yang terlalu keras untuk mendukung populasi manusia yang besar. Juga, situs di sepanjang saluran air membantu memudahkan transportasi barang yang mendorong kegiatan ekonomi. PangkatKotaPopulasi Rumah Masyarakat Kota Terbesar Di Mesir Modern
Pemandianumum yang dibangun dengan baik terlibat sangat banyak disetiap tempat di kota itu. Pasar yang mempunyai 20.000 toko luar biasa besarnya dan dipenuhi berbagai produk dari seluruh dunia. Keadaan ini menunjukkan bahwa kemakmuran yang begitu berlimpah dan kemajuan ekonomi yang begitu hebat pada masa Fatimiyah di Mesir.
Sejak abad ketujuh, daulah Islam tampil sebagai kekuatan baru yang bermula di Semenanjung Arab. Pada masa itu, Nabi Muhammad SAW kian mengukuhkan syiar tauhid. Beliau juga mengirimkan sejumlah utusan ke berbagai penjuru, baik Arab maupun non-Arab, untuk mengajak para pemimpinnya agar memeluk agama ini. Salah satu negeri yang menerima surat Rasulullah SAW ialah Mesir. Di Iskandariah, pusat Mesir kala itu, Raja Muqauqis menerima duta Nabi SAW dengan penuh kehormatan. Melalui surat balasannya, penguasa Mesir itu menyampaikan bahwa ia sungguh beriman akan datangnya utusan Allah setelah Nabi Isa AS, tetapi kedatangannya di Suriah, bukan Arab. Walaupun enggan memeluk Islam, Muqauqis mengirimkan banyak hadiah ke Madinah. Iskandariah atau Alexandria, seperti tampak pada namanya, adalah kota yang berdiri sejak zaman raja Makedonia Iskandar Agung Alexander the Great. Raja yang hidup pada abad keempat Masehi itu dikenang sebagai seorang penakluk yang sukses. Wilayah kekuasaannya membentang dari Balkan, Yunani, Asia Barat, Asia Tengah, hingga India. Walaupun enggan memeluk Islam, Muqauqis mengirimkan banyak hadiah ke Madinah. Mesir baru menjadi bagian dari daulah Islam sejak tahun 642 M. Empat tahun kemudian, Iskandariah dikuasai seluruhnya oleh Muslimin. Karena enggan berada di bawah administrasi pemerintahan Muslim, banyak orang Yunani setempat yang berpindah ke wilayah Asia Barat yang masih dikendalikan Romawi Timur Byzantium. Beberapa mitos menyebut, umat Islam kala menaklukkan Mesir melakukan serangkaian perbuatan barbar, semisal membakar perpustakaan. Padahal, cerita tentang Amr bin al-Ash yang dikatakan memerintahkan pemusnahan atas Perpustakaan Iskandariah tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kabar burung itu lebih sebagai propaganda orientalis. Yang terjadi, orang-orang Arab justru mengakui pencapaian peradaban yang terdapat di Iskandariah dan Mesir pada umumnya. Sebagai contoh, sistem tata kota, istana-istana, pemandian umum, dan kanal-kanal di sana yang telah beroperasi sejak zaman Yunani Kuno, itu semua tetap dipelihara. Tata kota Iskandariah pada masa itu memang cukup mutakhir. Jalan-jalan di kota ini bila dilihat dari ketinggian tampak seperti garis-garis pada papan catur. Pada musim dingin, air hujan yang mengguyur Iskandariah mengalir dengan lancar menuju laut. Adapun pada musim panas, saluran-saluran menyuplai kebutuhan air Sungai Nil kepada seluruh penduduk. Tata kota Iskandariah pada masa itu memang cukup mutakhir. Jalan-jalan di kota ini bila dilihat dari ketinggian tampak seperti garis-garis pada papan catur. Hal lainnya yang diakui para penakluk Arab adalah sistem pertahanan. Iskandariah dikelilingi benteng-benteng pelindung yang kokoh. Pada awal masuknya Islam ke Mesir, keadaan tembok itu dibiarkan sebagaimana adanya. Pada era Dinasti Abbasiyah, Khalifah al-Mutawakkil kemudian membangun benteng-benteng baru di dekat yang sudah ada sejak zaman Hellenis-Romawi. Penguasa-penguasa Muslim berikutnya, seperti Ahmad bin Tulun, Shalahuddin al-Ayyubi, Sultan Baybars, atau Sultan Al-Ashraf Sha'ban dari Dinasti Bahri, juga memperkuat Iskandariah dengan cara serupa. Aktivitas pelabuhan menjadi denyut kehidupan Iskandariah sejak kota ini terbentuk. Pelbagai fasilitas dibangun untuk mendukungnya. Salah satunya adalah Mercusuar Iskandariah Pharos of Alexandria. Dibangun pada abad ketiga sebelum Masehi SM, inilah yang disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban dunia kuno. Seorang pengelana, al-Balawi al-Andalusi, mengunjungi Pulau Pharos tempat menara itu berada pada 1166 M. Deskripsinya terhadap bangunan tersebut cukup terperinci. Tingginya sekitar 110 meter pada bagian puncak, sedangkan bagian dasarnya 30 meter. Gempa bumi sempat mengguncang Iskandariah pada 956, 1303, dan 1323. Mercusuar itu pun mengalami kerusakan yang signifikan. Sultan Qaitbay pada 1447 lantas mengubahnya menjadi benteng pertahanan dan menara yang lebih mutakhir. Kota kosmopolitan Pada abad ke-13, populasi Iskandariah tercatat sebanyak 65 ribu jiwa. Wabah penyakit pada 1347-1350 sempat mengurangi kira-kira 10 persen dari jumlah penduduk setempat. Geliat komersial juga turut menurun drastis karenanya. Namun, sesudah itu mereka bangkit kembali. Menjelang akhir abad ke-14, kota ini semakin makmur dan menjadi salah satu wilayah terpenting di dunia Islam. Beberapa kali Iskandariah menikmati kedaulatan sebagai sebuah negara-kota yang mandiri dari dinasti-dinasti besar. Walaupun secara politik diatur para penguasa Muslim, umat agama-agama lain juga ikut menopang kemajuan kota tersebut. Jalannya pemerintahan sipil diisi peran tokoh-tokoh Kristen Koptik dan Yahudi. Sebagai gambaran, Khalifah Yazid I dari Dinasti Muawiyah pernah menunjuk seorang Nasrani yang bernama Theodosius sebagai gubernur Iskandariah. Dalam hal perdagangan, Iskandariah tidak hanya memiliki bandar yang selalu ramai, tetapi juga produsen tekstil. Industri tenun dikelola di pusat-pusat kerajinan kota ini. Yang terbesar di antaranya bernama Darul Tiraz. Tempat itu menghasilkan sutra bermutu tinggi yang dibeli sebagai hadiah untuk para raja atau kain penutup Ka’bah. Selain itu, para paus di Roma juga menggemari produk tekstil dari Iskandariah. Tempat itu menghasilkan sutra bermutu tinggi yang dibeli sebagai hadiah untuk para raja atau kain penutup Ka’bah. Selain itu, para paus di Roma juga menggemari produk tekstil dari Iskandariah. Sejak zaman Khalifah Umar bin Khaththab hingga pecahnya Perang Salib, dinasti-dinasti Islam mengembangkan kebudayaan yang inklusif di Iskandariah. Josef W Meri dalam Medieval Islamic Civilization memaparkan beberapa keistimewaan kota ini. Sepanjang abad pertengahan, banyak sarjana Muslim dan sufi terkenal yang berasal dari Iskandariah. Misalnya, pakar hadis Abu Tahir al-Silafi wafat 1180, sufi Ibnu Atha'illah as-Sakandari wafat 1309, dan al-Busiri penulis Kasidah Burdah yang berisi puji-pujian kepada Rasulullah SAW. Sejak menaklukkan kota ini, para cendekiawan Muslim mulai mengenal cakrawala pengetahuan yang dirintis bangsa Yunani Kuno. Berabad-abad sebelum kedatangan Islam, Iskandariah merupakan pusat studi alkimia alchemy di dunia. Bidang tersebut mulanya bersifat protosains lantaran menggabungkan pelbagai kajian; mulai dari kimia, fisika, astrologi, kedokteran, hingga mistisisme. Ada dua tujuan yang hendak dicapai seorang alkemis klasik. Pertama, keberadaan eliksir philosopher’stone yang diyakini mampu mengubah zat apa pun menjadi emas. Kedua, komposisi ramuan universal panacea yang dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Meskipun dua hal itu sampai saat ini cenderung menjadi mitos, alkimia terbukti merintis cikal-bakal studi kimia modern. Kitab al-Fihris Katalog’ merangkum bibliografi kesusastraan Arab dan teks-teks yang dialihbahasakan dari budaya-budaya luar. Karya Ibnu al-Nadhim, penulis Muslim abad ke-10, itu menyebutkan bahwa peradaban Islam mulai menggeluti studi alkemi sejak permulaan abad kedelapan. Pada waktu itu, Khalid bin Yazid berhasrat menemukan eliksir universal. Untuk itu, bangsawan Umayyah tersebut membentuk suatu tim yang terdiri atas para filsuf dan ilmuwan dari Iskandariah. Mereka bertugas menerjemahkan teks-teks klasik dari Yunani Kuno yang tersedia di Suriah dan pelbagai perpustakaan di wilayah Islam. Kontribusi terpenting umat Islam atas studi kimia tidak lepas dari pengaruh Jabir bin Hayyan wafat 815. Mengutip Husain Heriyanto dalam Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, ilmuwan yang lahir di Khurasan itu merintis dasar-dasar metode riset kimia secara ilmiah dan eksperimental. Sebelum eranya, para alkemis kuno dari Iskandariah, India, dan Cina pada umumnya mengandalkan cara-cara spekulatif tanpa pembuktian ilmiah. Sosok yang dikenal Barat sebagai Geber itu justru menegaskan, eksperimen adalah aspek terpenting dari kimia. Di Iskandariah pula, peradaban Islam mulai berkenalan dengan ilmu pengobatan dan filsafat pemikiran yang dikembangkan bangsa Yunani Kuno. Karya para pemikir dari masa silam, seperti Hippocrates, Plato, Aristoteles, Sokrates, Pytagoras, Archimedes, dan Galen, diterjemahkan oleh para pakar di perpustakaan yang ditaja para sultan Muslim. Iskandariah menjadi salah satu sentra perkembangan sains dan literasi di samping kota-kota lainnya, semisal Jundisyapur Persia dan Harran Suriah. Pada abad ketujuh, ilmuwan Abdul Malik al-Kinanu dari Kuffah Irak belajar di Perpustakaan Iskandariah. Setelah itu, dia bekerja pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Atas sarannya, penguasa Bani Umayyah itu memindahkan pusat kajian kedokteran dari Iskandariah ke Antiokhia perbatasan selatan Turki. Secara garis besar, ilmu pengobatan Islam pada zaman keemasan mengembangkan lebih lanjut pencapaian-pencapaian dari berbagai peradaban yang datang sebelumnya, terutama Yunani Kuno, Persia, dan India. Geliat perkembangan Iskandariah sebagai kota riset dan perniagaan mendapatkan tantangan besar sejak serbuan pasukan Salib menjelang akhir abad ke-14. Meskipun berlangsung hanya beberapa hari, dampak yang ditimbulkannya cukup signifikan. Ratusan orang tewas, sedangkan tidak kurang dari lima ribu penduduk setempat dipaksa menjadi budak. Serangan yang terkesan mendadak itu tidak diiringi pendirian rezim baru. Raja Peter yang memimpin balatentara Salib hanya pergi meninggalkan Iskandariah yang hancur lantaran ulahnya.
Dipublikasikan21 Juni 2022 · Di update 21 Juni 2022. ABOUTCIREBON - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cirebon menggelar seminar setengah hari bertema 'Cara Ekspor Barang ke Negara Mesir' di kantor sekertariat Kadin Jalan Terusan Bima no.3 Komplek Perkantoran Bima, Kota Cirebon, Selasa (21/6).
OlehCah Samin 4:55 PM Posting Komentar. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan artikel tentang Julukan Kota-Kota di Indonesia terlengkap meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dll. Julukan Kota di Sumatera. Banda Aceh: Kota Serambi Mekkah, Agra
Mengenaisejarah perkembangan perencanaan wilayah dan kota di dunia lebih jelasnya sebagai berikut : 1. Zaman Pra Yunani (Zaman Perunggu) Merupakan kota-kota kerajaan (didiami kurang lebih antara 3000 - 5000 orang); Berfungsi sebagai benteng pertahanan, pusat perdagangan bagi hasil-hasil pertanian daerah sekitarnya, dan tempat pengolahan barang

TurKota di Mesir: Lihat ulasan dan foto tentang Tur Kota di Mesir, Afrika di Tripadvisor.

Jawaban: Ibu kota negara Mesir adalah. Kairo Pembahasan: Kota Kairo ini adalah ibu kota dan kota terbesar di Mesir. Kota ini terletak di tepi Sungai Nil, di bagian selatan delta sungai tersebut. Kairo memiliki penduduk sekitar 8 juta jiwa, dengan 17 juta jiwa tinggal di daerah perkotaannya.
Septem oleh carlotta. Mesir Merencanakan Lompatan Teknologi Tinggi Dengan Ibu Kota Baru - Di ibu kota baru Mesir di pinggiran Kairo, penduduk akan menggunakan kartu pintar dan aplikasi untuk membuka kunci pintu dan melakukan pembayaran, dan menjelajahi web dengan WiFi publik yang dipancarkan dari tiang lampu.
.
  • oye0za7pku.pages.dev/194
  • oye0za7pku.pages.dev/505
  • oye0za7pku.pages.dev/102
  • oye0za7pku.pages.dev/8
  • oye0za7pku.pages.dev/186
  • oye0za7pku.pages.dev/960
  • oye0za7pku.pages.dev/948
  • oye0za7pku.pages.dev/318
  • oye0za7pku.pages.dev/287
  • oye0za7pku.pages.dev/208
  • oye0za7pku.pages.dev/832
  • oye0za7pku.pages.dev/953
  • oye0za7pku.pages.dev/586
  • oye0za7pku.pages.dev/811
  • oye0za7pku.pages.dev/847
  • kota kota di mesir