AdaHobi, Contoh Puisi Pendidikan – Salah satu tujuan dari terbentuknya Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan mulia ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demi tercapainya tujuan bersama ini maka pendidikan menjadi jalan utama. Memperbaiki kualitas pendidikan bangsa merupakan tugas setiap warga negara yang mengaku bertumpah darah satu. Pendidikan Bahasa Indonesia yang merupakan kunci agar terpeliharanya kebudayaan bangsa menjadi pilar terpenting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Setiap warga negara wajib melestarikan bahasa nasional dengan mengekspresikannya dalam cara apapun, termasuk puisi. Puisi tentang pendidikan bisa menjadi cara sederhana dalam upaya melestarikan bahasa Indonesia sekaligus menyelenggarakan pendidikan kepada warga negara. Lewat puisi tentang pendidikan, semoga seluruh bangsa dapat meyakini bahwa pendidikan merupakan tugas utama dan mulia. Berikut adalah contoh puisi pendidikan yang dapat kamu jadikan referensi untuk kegiatan belajar-mengajar atau ketika ada peristiwa bersejarah seperti Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Contoh Puisi Pendidikan Bebas Pendek Singkat Pahlawan Pendidikan Karya faris Jika hidup aku yang dulu begitu sepi Tak pernah ada yang mengisi Hanya ada kehampaan dan warna gelap Penuh dengan kebingungan dan tak tahu apa yang bisa di lakukan Namun hidup aku tidak lagi sepi Mulai ada yang mengisi penuh warna-warni Dengan uraian kata-kata Itu karna ada kau yang mengajarkan aku Tentang mana angka dan huruf Tentang mana warna yang indah Semua berkat bimbingan pendidikan darimu Yang tak pernah lelah mengajari aku Oh guruku dengan pendidikan darimu Nasib aku bisa dirubah Apa yang tidak mungkin kau jadikan mungkin Sehingga mimpiku bisa aku raih Sumber Contoh puisi pendidikan pertama mengisahkan tentang jasa seorang guru kepada muridnya. Bait pertama puisi, sang murid menggambarkan bahwa dia berada dalam ketidaktahuan. Kebingungan yang diakibatkan tidak adanya pelita pengetahuan membuatnya bingung untuk berbuat sesuatu hal. Bait kedua puisi pendidikan tersebut kemudian mengisahkan tentang lanjutan dari bait pertama. Ketidaktahuan sang murid kini membuatnya tak lagi kesepian. Rangkaian pengajaran oleh sang guru menjadikan hidup sang murid menjadi lebih berwarna. Bait selanjutnya masih membahas tentang jasa sang guru. Guru tersebut mengajarkan kata, angka, dan huruf serta warna yang indah kepada sang murid. Ia juga tak mengenal lelah saat memberikan pengajaran kepada sang murid. Terakhir, adalah mimpi sang murid yang berhasil dicapai berkat jasa dari sang guru. Nasibnya berubah berkat pendidikan yang diajarkan oleh sang guru kepada muridnya. Puisi pendidikan ini sangat sederhana namun tentu maknanya sangat dalam. Menghargai guru berarti menghargai ilmu pengetahuan yang mereka telah sampaikan. Contoh Puisi Pendidikan Karakter Moral DIPONEGORO Oleh Chairil Anwar Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Contoh puisi tentang pendidikan berikutnya merupakan buah karya tokoh terkenal yakni, Chairil Anwar. Puisi pendidikan moral karakter ini berjudul Diponegoro. Kita semua pasti sudah tahu bahwa Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pahlawan nasional yang terkenal. Penulis puisi ini menggambarkan beliau seolah hidup kembali untuk melawan keadaan genting di masa kini. Kegentingan di masa kini yang dimaksud tentu saja bukan perang di masa lalu. Bukan perang yang telah dilalui oleh pahlawan nasional tersebut. Akan tetapi, akibat dari situasi itulah yang menjadi titik fokus sang penulis. Sebuah perjuangan. Benar, perjuangan melawan penindasan di masa kini. Penulis seolah mengirimkan kembali jiwa dan semangat Pangeran Diponegoro kepada para pemuda ke dalam puisi tersebut. Jika beliau berbekal pedang dan keris, maka seharusnya para pemuda mampu memiliki senjata berjuang yang tentu menyesuaikan dengan zaman. Yakni, ilmu pengetahuan. Puisi pendidikan karakter moral ini mengajarkan bahwa kita perlu memiliki semangat juang yang membara demi bangsa dan negara. Contoh Puisi Pendidikan Nasional Kita adalah Kaum Pendidik Kaum pendidik adalah mereka yang mengabdikan dirinya untuk mengemban tugas berat di pundaknya Kaum pendidik adalah mereka yang tanpa lelah mengajarkan ilmu kepada putra-putri bangsa Kaum pendidik adalah mereka yang berani menggantikan peran orang tua di sekolah Kaum pendidik adalah mereka yang merelakan waktunya membangun pondasi yang kuat bagi masa depan anak bangsa kaum pendidik adalah mereka yang ikhlas berbakti memberi tauladan kebaikan bagi para muridnya Kaum pendidik adalah penunjuk jalan bagi putra-putri bangsa Kaum pendidik adalah pelita yang tak henti menyala untuk memberi suluh bagi putra-putri bangsa Kaum pendidik adalah kita Sumber Puisi selanjutnya sangat cocok dijadikan sebagai contoh puisi pendidikan nasional. Dalam tiap baitnya penulis dengan lantang mengutarakan bahwa kita semua adalah kaum pendidik. Jika puisi pendidikan sebelumnya mengisahkan tentang kontribusi seorang guru, namun puisi ini justru menyiratkan bahwa kita semua adalah guru. Penulis puisi ini mengatakan bahwa kaum pendidik adalah mereka yang tugas yang berat. Mereka adalah orang yang tanpa lelah mengajarkan pengetahuan kepada seluruh tumpah darah bangsa. Mereka juga merupakan orangtua kedua setelah orangtua kita. Istilah ini umum dipakai untuk menyebutkan guru. Selain itu, penulis juga menuliskan bait bahwa mereka kaum pendidik merupakan orang yang telah merelakan waktunya demi membangun pondasi masa depan bangsa. Mereka berbakti dan menjadi teladan untuk muridnya, menjadi cahaya dalam kegelapan untuk putra-putri bangsa. Bait terakhir, penulis menyebutkan bahwa kaum pendidik adalah kita. Semua adalah guru. Walaupun nasib sedang suram Masa depan terlihat kelam Jangan pernah tinggalkan pendidikan Karena ia merupakan jalan Ilmu pengetahuan haruslah direngkuh Dengan segenap kecintaan Dengannya kita akan berlabuh Menuju pelataran masa depan Sumber Puisi pendidikan 2 bait yang sangat sederhana. Bait pertama dengan jelas penulis menyatakan bahwa pendidikan merupakan jalan agar masa depan dan nasib yang suram dapat dilalui. Penulis bahkan bernasihat untuk jangan meninggalkan pendidikan. Menggapai ilmu pengetahuan harus dengan semangat dan cinta. Semangat agar terus terpompa untuk selalu belajar dan terus belajar dan juga mencintai ilmu pengetahuan itu sendiri. Berbekal ilmu pengetahuanlah, kapal masa depan dapat berlabuh di pelabuhan masa depan yang cerah. Contoh puisi pendidikan 2 bait di atas sudah mampu memberikan kita semangat untuk terus membangkitkan semangat belajar. Contoh Puisi Pendidikan 3 Bait Kami Tak Pernah Lelah Kami tak pernah lelah Untuk belajar pengetahuan Agar menjadi anak pintar Kebanggaan ayah bunda Kami tak pernah jenuh Meski belajar harus di rumah Tetap membuka buku Mengambil ilmu dengan membaca Walau hari ini berlebih-lebih Kelak dewasa akan gembira Sebab hidup berbahagia Dengan ilmu yang dipunya Sumber Sekarang beranjak ke puisi pendidikan 3 bait. Sama seperti puisi sebelumnya, puisi sangat sederhana dan tersurat maknanya. Diksi yang dipilih sangat mudah dimengerti oleh orang awam. Bait pertama tentu berisi nasehat agar tak lelah dalam mengejar pengetahuan. Kita semua berharap bahwa kita mampu membahagiakan orangtua dengan menjadi anak yang cerdas. Bait kedua, berisi nasehat agar semangat membaca jangan sampai kendor. Jangan sampai jenuh untuk terus mengambil pengetahuan dari rak-rak buku bacaan. Terakhir, berisikan akibat dari perjuangan kita yang tak kenal lelah dan tak kenal jemu. Pada akhirnya, pada saat kita sudah dewasa, ilmu pengetahuanlah yang menjadi alasan kita hidup berbahagia. Sebab ilmu pengetahuan akan menjaga kita dari kesalahan-kesalahan yang tak seharusnya kita kerjakan di masa muda. Contoh Puisi Pendidikan 4 Bait Guruku Engkaulah Pelita Guruku… Engkau bagaikan pelita Menerangi dalam gelap gulita Dengan lambaian bercahaya Karenamu kami tahu Berbagai hal di dunia Engkau memberi ilmu Agar tercapai cita-cita Kau jadikan kami pandai Kau ajarkan akhlak mulia Amalmu banyak berderai Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa Dari hati kami berdoa Agar engkau berbahagia Menjalani hari-hari dunia Hari nanti masuk ke surga. Sumber Contoh puisi pendidikan 4 bait di atas mengisahkan tentang guru. Sama seperti puisi sebelumnya, puisi ini berusaha untuk menerangkan jasa para guru kepada kita para murid. Guru adalah orang yang memberikan kita pelita demi menggapai cita-cita. Guru adalah orang yang menjadikan kita pandai meski tanpa berharap balas jasa. Bait terakhir, semoga menjadi nasehat kepada kita semuanya. Sudah selayaknya kita terus mendoakan semua guru-guru kita agar bahagia di dunia dan akhirat. Kita tentu berharap kelak akan dikumpulkan bersama di dalam surga. Aamiin…. Contoh Puisi Pendidikan dalam Bahasa Inggris Children Learn What They Live Children.. If they live with criticism, then they will learn to condemn. If they live with hostility, they will learn to quarrel. If they live with fear, they will earn to be apprehensive. If they live with pity, they will learn to feel sorry for themselves and everything. If they live with ridicule, they will learn to feel shy. If they live with jealousy, they will learn to feel envy to others. If the live with encouragement, they learn to feel confidence. If they live with tolerance, they will learn patience. If they live with praise, they will learn to appreciate. If they live with acceptance, they will learn to love. If they live with approval, they will learn to love themselves. If they live with recognition, they will learn that it is good to have a purpose in live. If they live with sharing, they will learn about generosity. If they live with honesty, they will learn about truthfulness. If they live with fairness, they will learn about justice. If they live with kindness and consideration, they learn to respect others. If they live with security, they will learn to have faith. If they live with friendliness, they will learn that the world is a great place to live. Sumber Puisi pendidikan Bahasa Inggris ini sangat unik berisikan sebab akibat dari suatu perlakuan kepada anak-anak. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan pengetahuan non-teknis yang wajib dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Tak boleh mencela anak sebab ia kelak juga akan belajar mencela. Jangan ajarkan permusuhan, sebab anak akan belajar bagaimana bertengkar. Tak boleh ada cemoohan, kelak anak akan merasa rendah diri. Tak boleh ada hinaan, sebab kelak anak akan belajar menyesali diri. Baris berikutnya berisi nasehat yang bagus bagi para pendidik. Ajarkan toleransi, agar ia mampu belajar menahan diri. Berikanlah dorongan kepada anak, sebab kelak ia akan percaya diri. Berikan anak-anak pujian, sebab mereka akan belajar menghargai orang lain. Pun juga ajarkan tentang keadilan, agar kelak mereka mampu menaruh kepercayaan. Berikan mereka dukungan, sebab dengannya mereka akan berusaha mencintai diri mereka sendiri. Terakhir, ajarkan kepada mereka persahabatan agar kelak mereka meyakini bahwa dunia tempat yang indah untuk didiami. Contoh Puisi Pendidikan dalam Bahasa Jawa Rama Rama, Nyadong duka Kulo mboten kapilut drajat pangkat Jalaran ajrih sumpahing rakyat Kang panggah mlarat sekarat Bapak ibu guru, Nyuwun donga pangestu Mugi-mugi sedaya ilmu saged dados sangu Sumber Contoh Puisi Pendidikan tentang Guru Pahlawan Pendidikan Jika dunia kami yang dulu kosong tak pernah kau isi Mungkin hanya ada warna hampa, gelap tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana Tapi kini dunia kami penuh warna Dengan goresan garis-garis, juga kata Yang dulu hanya jadi mimpi Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi Itu karena kau yang mengajarkan Tentang mana warna yang indah Tentang garis yang harus dilukis Juga tentang kata yang harus dibaca Terimakasih guruku dari hatiku Untuk semua pejuang pendidikan Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin Hanya ucapan terakhir dari mulutku Di hari pendidikan nasional ini Gempitakanlah selalu jiwamu wahai pejuang pendidikan Indonesia Sumber Selanjutnya masih contoh pendidikan tentang guru. Puisi ini juga menceritakan tentang jasa guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Puisi dibuat untuk memperingata Hari Pendidikan Nasional sebab tertulis tersurat di baris terakhir. Puisi Pendidikan Chairil Anwar DOA Kepada Pemeluk Teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cahyaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling Berikutnya contoh puisi pendidikan karya Chairil Anwar berjudul Doa Kepada Pemeluk Teguh. Puisi ini berisikan ajakan kepada kita untuk mengingat Sang Pencipta. Ternyata pendidikan agama tidak selalu mesti diajarkan dengan cara yang biasa. Bahkan lewat puisi pendidikan agama pun, pengajaran tentang hal yang berkaitan dengan keyakinan bisa dilakukan. Puisi pendidikan agama seperti di atas misalnya. Tentu berdoa hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki keyakinan akan hadirnya Dzat Pencipta. Penulis puisi ini seolah memberikan nasehat kepada pembacanya untuk selalu ingat pada pencipta kita. Meski bagaimanapun keadaan kita saat menghadap-Nya, tentu Dia akan selalu mendengar kata-kata doa yang kita panjatkan dengan sungguh-sungguh. Tentu saja, pengajaran karakter dengan menggunakan puisi pendidikan sangat diperlukan. Terlebih, dengan berpuisi perasaan kita akan menjadi lebih peka terhadap hadirnya kekuatan Yang Maha Kuat. Puisi Pendidikan Taufik Ismail KALIAN CETAK KAMI JADI BANGSA PENGEMIS, LALU KALIAN PAKSA KAMI MASUK MASA PENJAJAHAN BARU, Kata Si Toni Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami Sejak lahir sampai dewasa ini Jadi sangat tepergantung pada budaya Meminjam uang ke mancanegara Sudah satu keturunan jangka waktunya Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia Kita gadaikan sikap bersahaja kita Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri Sambil kepala kita dimakan begini Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama Menggigit dan mengunyah teratur berirama Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini Bagai ikan kekurangan air dan zat asam Beratus juta kita menggelepar menggelinjang Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya Meminjam kepeng ke mancanegara Dari membuat peniti dua senti Sampai membangun kilang gas bumi Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami Kalian lah yang membuat kami jadi begini Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini Contoh puisi pendidikan selanjutnya lebih panjang dari yang lain. Mimin memilih puisi ini sebab selain dirasa memiliki tema pendidikan secara umum, puisi ini juga berisikan pendidikan perjuangan kepada anak muda. Puisi pendidikan berjudul sangat panjang karya Taufik Ismail ini mengisahkan tentang generasi anak muda yang semakin lama semakin merosot semangat juangnya terhadap bangsa. Tentu masalah kemerosotan ini muncul tanpa sebab. Dikatakan bahwa sejak lahir generasi tersebut telah menjadi jaminan hutang luar negeri. Generasi ini menjadi generasi pengemis di negaranya sendiri akibat ulah oknum penjual bangsanya sendiri. Oknum tersebut menjual budaya kesahajaan bangsa kita untuk ditukar dengan cap-cap kemajuan ekonomi. Hutang menjadi isu utama dalam penulisan puisi ini. Tentu ini masih sangat relevan dengan keadaan negara kita sekarang yang tentu perlu dibahas di kesempatan yang berbeda. Singkat kata, puisi pendidikan bukan hanya tentang guru dan belajar-mengajar. Akan lebih baik jika kita mengetahui sejarah dengan membaca puisi-puisi perjuangan karya tokoh terkenal lainnya. KETIKA INDONESIA DIHORMATI DUNIA -Taufiq Ismail- Dengan rasa rindu kukenang pemilihan umum setengah abad yang lewat Dengan rasa kangen pemilihan umum pertama itu kucatat Peristiwa itu berlangsung tepatnya di tahun lima puluh lima Ketika itu sebagai bangsa kita baru sepuluh tahun merdeka Itulah pemilihan umum yang paling indah dalam sejarah bangsa Pemilihan umum pertama, yang sangat bersih dalam sejarah kita Waktu itu tak dikenal singkatan jurdil, istilah jujur dan adil Jujur dan adil tak diucapkan, jujur dan adil cuma dilaksanakan Waktu itu tak dikenal istilah pesta demokrasi Pesta demokrasi tak dilisankan, pesta demokrasi cuma dilangsungkan Pesta yang bermakna kegembiraan bersama Demokrasi yang berarti menghargai pendapat berbeda Pada waktu itu tak ada huru-hara yang menegangkan Pada waktu itu tidak ada setetes pun darah ditumpahkan Pada waktu itu tidak ada satu nyawa melayang Pada waktu itu tidak sebuah mobil pun digulingkan lalu dibakar Pada waktu itu tidak sebuah pun bangunan disulut api berkobar Pada waktu itu tidak ada suap-menyuap, tak terdengar sogok-sogokan Pada waktu itu dalam penghitungan suara, tak ada kecurangan Itulah masa, ketika Indonesia dihormati dunia Sebagai pribadi, wajah kita simpatik berhias senyuman Sebagai bangsa, kita dikenal santun dan sopan Sebagai massa kita jauh dari kebringasan, jauh dari keganasan Tapi enam belas tahun kemudian, dalam 7 pemilu berturutan Untuk sejumlah kursi, 50 kali 50 sentimeter persegi dalam ukuran Rakyat dihasut untuk berteriak, bendera partai mereka kibarkan Rasa bersaing yang sehat berubah jadi rasa dendam dikobarkan Kemudian diacungkan tinju, naiklah darah, lalu berkelahi dan berbunuhan Anak bangsa tewas ratusan, mobil dan bangunan dibakar puluhan Anak bangsa muda-muda usia, satu-satu ketemu di jalan, mereka sopan- sopan Tapi bila mereka sudah puluhan apalagi ratusan di lapangan Pawai keliling kota, berdiri di atap kendaraan, melanggar semua aturan Di kepala terikat bandana, kaus oblong disablon, di tangan bendera berkibaran Meneriak-neriakkan tanda seru dalam sepuluh kalimat semboyan dan slogan Berubah mereka jadi beringas dan siap mengamuk, melakukan kekerasan Batu berlayangan, api disulutkan, pentungan diayunkan Dalam huru-hara yang malahan mungkin, pesanan Antara rasa rindu dan malu puisi ini kutuliskan Rindu pada pemilu yang bersih dan indah, pernah kurasakan Malu pada diri sendiri, tak mampu merubah perilaku Bangsaku. Puisi pendidikan demokrasi adanya cocok disematkan kepada puisi karya Taufik Ismail di atas. Beliau dengan jelas membandingkan suasana pemilihan umum yang terjadi di awal kemerdekaan. Pemilu terindah dalam sejarah bangsa, beliau sebut. Pendidikan demokrasi diajarkan dalam puisi ini dimana beliau menyebutkan pemilu itu sangat bersih dalam sejarah bangsa kita. Jujur dan adil beliau tulis tak pernah diucapkan sebab keduanya telah dilaksanakan. Istilah pesta demokrasi tidak cuma sekedar digaungkan sebab cukup dilangsungkan saja. Beliau juga menggambarkan bahwa pemilu saat itu tak ada pertumpahan darah, tak ada nyawa melayang, tak ada mobil yang dihanmcurkan, juga tak ada bangunan yang terbakar. Tak ada sogokan, tak ada kecurangan dalam penghitungan suara. Pada saat itu beliau mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang dihormati dunia. Wajah bangsa kita dikenal simpatik penuh senyum. Bangsa kita dikenal sopan dan santun jauh dari keganasan. Lewat puisi pun kita juga dapat mempelajari bagaimana cara bernegara yang baik dan benar, bahkan bagaimana bersikap saat pemilihan umum. Puisi Pendidikan WS Rendra Sajak Sebatang Lisong Oleh Rendra Menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang, berak di atas kepala mereka Matahari terbit. Fajar tiba. Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan. Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet, dan papantulis-papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan. Delapan juta kanak-kanak menghadapi satu jalan panjang, tanpa pilihan, tanpa pepohonan, tanpa dangau persinggahan, tanpa ada bayangan ujungnya. ………………… Menghisap udara yang disemprot deodorant, aku melihat sarjana-sarjana menganggur berpeluh di jalan raya; aku melihat wanita bunting antri uang pensiun. Dan di langit; para tekhnokrat berkata bahwa bangsa kita adalah malas, bahwa bangsa mesti dibangun; mesti di-up-grade disesuaikan dengan teknologi yang diimpor Gunung-gunung menjulang. Langit pesta warna di dalam senjakala Dan aku melihat protes-protes yang terpendam, terhimpit di bawah tilam. Aku bertanya, tetapi pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan termangu-mangu di kaki dewi kesenian. Bunga-bunga bangsa tahun depan berkunang-kunang pandang matanya, di bawah iklan berlampu neon, Berjuta-juta harapan ibu dan bapak menjadi gemalau suara yang kacau, menjadi karang di bawah muka samodra. ……………… Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing. Diktat-diktat hanya boleh memberi metode, tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan. Kita mesti keluar ke jalan raya, keluar ke desa-desa, mencatat sendiri semua gejala, dan menghayati persoalan yang nyata. Inilah sajakku Pamplet masa darurat. Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan. 19 Agustus 1977 ITB Bandung Jika kamu ingin melihat sang pujangga membacakan puisi ini, ada baiknya kamu melihat video di atas. Contoh puisi pendidikan sekaligus puisi perjuangan ini dibacakan oleh si pembuatnya dan dibacakan serta direkam. Hemat mimin, puisi ini memberi nasehat kepada kita untuk mampu berdiri di kaki sendiri sebagai bangsa yang mandiri. Kita tak perlu mengikut kepada bangsa lain hanya karena terlihat lebih maju. Bangsa kita sendiri tentu memiliki kelebihan tersendiri yang tak dimiliki bangsa lain. Sebagai contoh kekayaan alam dan kekayaan budaya. Akan tetapi, beberapa oknum lantas memanfaatkan kekayaan alam itu untuk kesenangan kelompoknya sendiri. Hal ini mengakibatkan terputusnya jalur distribusi kesejahteraan ke seluruh anak bangsa. Akses pendidikan menjadi sangat terbatas. Penulis di akhir bait puisinya berkata bahwa upaya kita untuk mengakhiri derita lingkungan mesti menyatu dalam kesenian. Selain itu, kemampuan berpikir kita juga mesti digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan. Puisi Pendidikan Joko Pinurbo Jangan gelisahkan hari-harimu Setiap hari punya geli dan basahnya sendiri Jangan terburu-buru bersedih Baca dulu dengan teliti hatimu Sedih yang salah sumber masalah Meskipun sangat singkat tapi contoh puisi pendidikan di atas tentu membekas di hati para pembaca, bukan? Penulis memberikan petuah agar kita tak perlu merisaukan hari-hari yang kita lalui. Apa sebabnya? Sebab, beliau katakan bahwa semua hari memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh sebab itu, tak perlulah kita bersedih sebab bisa jadi kita hanya tak teliti menghadapi sumber masalah yang ada di dalam hati. Puisi Pendidikan Kahlil Gibran BANGSA KASIHAN Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak dituainya dan meminum anggur yang tidak diperasnya Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh menjadi pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah. Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun. Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di runtuhan, dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan. Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, falsafahnya karung nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru. Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan trompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan trompet lagi. Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu dan orang kuatnya masih dalam gendongan. Kasihan bangsa yang berpecah-belah, dan masing-masing mengangap dirinya sebagai satu bangsa. Contoh puisi pendidikan terakhir datang dari pujangga terkenal asal Lebanon. Beliau terkenal dengan puisi-puisi penuh cinta dan romantis. Mengapa ini mimin anggap puisi pendidikan? Sebab lagi-lagi puisi ini mengajarkan bahwa kita jangan menjadi bangsa yang serba tergantung pada bangsa lain. Sang penulis puisi, Kahlil Gibran, secara tersurat mengatakan bahwa kasihan bangsa yang bahkan sandang pangannya tidak dihasilkan sendiri. Bait-bait puisi selanjutnya pun berisikan sindirian kepada bangsa yang tak mandiri baik secara ekonomi, sosial budaya, bahkan politik. Puisi ini memberikan pendidikan kepada pembacanya agar mampu berjuang paling tidak memulai untuk mandiri secara pribadi. Lalu kemudian, setelah mandiri secara pribadi kita mampu mandiri secara berkelompok dan setelahnya menjadi bangsa yang mandiri. Nah itulah beberapa contoh puisi pendidikan yang mimin pilih sebagai referensi kamu. Puisi tentang pendidikan yang ditulis oleh tokoh-tokoh terkenal di atas bahkan bertemakan semangat perjuangan ketika bangsa Indonesia baru saja merdeka. Selain contoh puisi tentang pendidikan, kamu juga perlu tahu beberapa contoh puisi tentang fenomena alam seperti puisi tentang hujan, puisi lingkungan alam, dan lain sebagainya. Selamat menunaikan ibadah puisi!
kepengaranganpuisi karya Taufik Ismail. Oleh karena itu, rumusan penelitian ini menitikberatkan pada kajian tentang òBagaimanakah representasi nilai religi dan kepengarangan puisi-puisi karya Taufik Ismail? ó Penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena data penelitian berupa teks atau kata-kata. Ratna (2010:47), menyatakan jenisPuisi Bertema Pendidikan Karya Taufik Ismail KT Puisi from Taufik Ismail Tentang Pendidikan yang Selalu Melegakan Karya-karya puisi Taufik Ismail memang selalu menghadirkan kelegaan bagi para pembacanya. Tak terkecuali juga puisi-puisi yang mengulas tentang pendidikan. Dengan gaya bahasa yang lembut dan santun, ia mampu menyampaikan pesan-pesan inspirasi, penuh motivasi dan kebanggaan dengan sangat Puisi Taufik Ismail Tentang Pendidikan Yang Memotivasi Puisi yang berjudul 'Aku Membanggakanmu' merupakan salah satu puisi ciptaan Taufik Ismail yang memiliki makna tentang pendidikan. Puisi ini menceritakan tentang seorang anak yang dibesarkan dengan baik oleh orang tuanya. Anak tersebut selalu diberi pelajaran, dituntun untuk menjadi pribadi yang berkualitas. Bahkan, ia pun diajari untuk selalu berbuat baik. Tentang Makna Puisi Aku Membanggakanmu Puisi ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi orang yang sukses, kita harus terlebih dahulu melakukan hal-hal positif. Kita harus terus melakukan hal-hal yang baik dan berusaha mencari pengetahuan. Bahkan, di akhir puisi, Taufik Ismail juga mengingatkan bahwa setiap orang harus membuat orang tua bangga dengan keberhasilan yang mereka raih. Karya Puisi Taufik Ismail Tentang Pendidikan Yang Menghibur Selain puisi 'Aku Membanggakanmu', Taufik Ismail juga pernah menulis puisi yang berjudul 'Pendidikan'. Seperti biasa, ia mampu menyampaikan pesan-pesan tentang pendidikan dengan gaya bahasa yang lembut dan Makna Puisi Pendidikan Puisi ini membahas tentang pentingnya pendidikan. Di dalamnya, Taufik Ismail mengingatkan bahwa pendidikan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Pendidikan akan mengajarkan kita bagaimana cara menyelesaikan masalah, menjadi orang yang berkualitas, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Karya Puisi Taufik Ismail Tentang Pendidikan Yang Bersemangat Selain 'Aku Membanggakanmu' dan 'Pendidikan', Taufik Ismail juga pernah menulis puisi yang berjudul 'Aku Akan Terus Belajar'. Puisi ini juga memiliki makna tentang pendidikan. Tentang Makna Puisi Aku Akan Terus Belajar Puisi ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi orang sukses, kita harus terus belajar dan berusaha untuk mencapai tujuan kita. Puisi ini mengingatkan kita bahwa kita harus berani mengambil risiko, berani mencoba hal baru, dan berani mengubah masa depan kita. Ia juga mengingatkan kita bahwa kita harus tetap bersemangat dan terus mengejar tujuan kita. Kesimpulan Karya-karya puisi Taufik Ismail tentang pendidikan memang selalu menghadirkan kelegaan bagi para pembacanya. Ia mampu menyampaikan pesan-pesan inspirasi, penuh motivasi dan kebanggaan dengan sangat baik. Puisi-puisi ini mampu mengajarkan kita tentang pentingnya pendidikan, bagaimana cara menjadi pribadi yang berkualitas, dan bagaimana cara mencapai tujuan kita. Karena itu, karya-karya puisi Taufik Ismail tentang pendidikan adalah sesuatu yang patut kita hargai dan pelajari. Dengan puisi-puisi ini, kita dapat memperoleh motivasi dan inspirasi untuk terus bergerak maju dalam hidup. Semoga karya-karya Taufik Ismail ini dapat menginspirasi kita semua. Rate Artikel Ini Beranda» Pendidikan » Puisi » Puisi Karya Taufik Ismail Maret 21, 2022 oleh Irwin Day Puisi Taufik Ismail Terbaik dan Terbaru 2022 - Taufiq Ismail adalah seorang penyair dan sastrawan asal Indonesia bergelar Datuk Panji Alam Khalifatullah yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935, sekarang berumur 83 tahun.
Slamet Samsoerizal Sastra Sunday, 15 May 2022, 0737 WIB 69 tahun sudah, Taufiq Ismail istikamah dalam berpuisi. Ia menulis puisi secara masif. Tidak hanya dipublikasikan pada media massa cetak, namun elektronik, juga menitipkannya melalui lagu. Penulis bersama Penyair Taufiq Ismail 2018 di TIM fotodokpri Sumbangan Taufiq Ismail dalam berpuisi sesuai dengan semangatnya menulis karena ibadah kepada sang Khalik. Ia selalu meniatkan agar puisi-pusinya punya unsur didik. Ia memublikasikan puisi-puisinya melalui jalur media massa baik cetak maupun elektronik untuk mewujudkan keinginannya sebagaimana dilontarkan dalam puisi “Aku Ingin Menulis Puisi yang” Melalui media massa cetak, puisi-puisinya ditemukanmelalui rubrik puisi dan surat pembaca pada surat kabar dan majalah. Selainitu, puisi yang dipublikasikan itu pun dibukukan dalam bentuk antologi baikatas nama sendiri maupun kumpulan bersama beberapa penyair. Jalur konvensional ini merupakan langkah kebanyakan penyair di negeri mana pun di dunia ini. Akan tetapi, dalam berbagai kasus banyak antologi diterbitkan, sayang keberadaanya diabaikan. Khusus antologi-antologi puisi Taufiq Ismail, keberadaannya mendapat animo yang menggembirakan. Indikator yang dapat dijadikan sebagai titik tolak adanya keterlibatan puisi-puisi Taufiq Ismail yang sering dikutip baik pada buku-buku pelajaran bahasa Indonesia atau materi perkuliahan, pun banyak analisis dan kajian atas puisi-puisinya baik tingkat pelajar tingkat menengah maupun disertasi tingkat doktoral. Rujukan Filsafat Puisinya yang berkisah tentang Fariduddin Attar dijadikan rujukan untuk membahas sebuah materi metafisika untuk kuliah filsafat oleh Jujun Suriasumantri dalam buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer 1984. Juga saat Amien Rais mendapat pengukuhan gelar Profesor dari Universitas Gajah Mada pada 1999, mengutip puisi “Takut ’66, Takut ’98” sebagai acuan uraian teoritis tentang bahaya ”kuasa” dan ”tunakuasa” sekaligus menunjukkan perubahan politik di negeri ini yang menunjukkan bahwa tunakuasa powerlesness mulai mendialogkan kuasanya powerness. Nilai didik yang dapat ditangkap melalui puisi yang bicara rasa takut ini agar dihayati benar oleh para wakil rakyat dan pejabat negara, terutama ”takut” kepada rakyat, selain takut kepada azab Allah SWT. Melalui media massa elektronik, puisi-puisinya meluncur melalui pembacaan baik yang dilakukan Taufiq sendiri maupun melalui orang lain. Begitu seringnya Taufiq diundang untuk membacakan puisi-puisinya di dalam negeri dan di luar negeri. Media yang mengundang pun beragam. Taufiq Ismail di Rumahnya saat diwawanacara Republika foto Ada kalanya dalam sebuah seminar tentang politik, ia diminta membacakan puisinya. Undangan juga mengalir dari radio maupun televisi. Frekuensi yang demikian tentu menguntungkan puisi-puisinya banyak dikenal orang di dalam maupun luar negeri. Apalagi puisi-puisinya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Rusia, dan bahasa China. Terobosan Taufiq dalam penyebarluasan puisi-puisinya ternyata tidak hanya sebatas itu. Kita mencatat sejak 1973, puisi-puisi seperti “Oda pada Van Gogh”, “Dengan Puisi Aku”, “Kasidah Rindu Kami Padamu”, “Adakah Suara Cemara”, “Aisyah Adinda Kita”, “Sajadah Panjang”, “Ada anak Bertanya pada Bapaknya” dan “Jual Beli” adalah comtoh beberapa puisi Taufiq Ismail yang dijadikan sebagai lirik lagu-lagu Bimbo. Kita pun mencatat, jauh sebelum bekerja sama dengan Bimbo puisi “Panggung Sandiwara” Taufiq Ismail digubah oleh Ian Antono dari kelompok musik Godbless dan dilantunkan oleh Achmad Albar begitu populer di telinga penikmat musik Indonesia. Khusus mengenai lagu-lagu bertema religius yang dinyanyikan Bimbo seperti “Tuhan”, “Sajadah Panjang”, “Aisyah Adinda Kita”, “Ada anak Bertanya pada Bapaknya” begitu merajai telinga penikmat musik, terutama saat bulan Ramadan tiba –sehingga tidak mengherankan jika ada yang menyebut bahwa setiap Ramadan adalah bulan lagu-lagu Bimbo. Kita pun dapat beranalogi, menyebut sukses Bimbo berarti menyebut sukses Taufiq Ismail sebagai penulis lirik yang andal. Ia ternyata juga merambah kerja sama dengan almarhum Chrisye untuk penulisan lirik Ketika Tangan dan Kaki Bicara. Unsur Didik Unsur didik sangat terasa pada semua lirik yang berasal dari puisi-puisi garapan Taufiq Ismail. Secara representatif, puisi berjudul “Tuhan” dan “Sajadah Panjang” sangat kental nilai religinya. Berikut dikutipkan isi puisi “Sajadah Panjang” yang dilantunkan secara apik oleh Sam Bimbo danAriel Noah. Ada sajadah panjang terbentang Dari kaki buaian Sampai ke tepi kuburan hamba Kuburan hamba bila mati Ada sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan sujud Di atas sajadah yang panjang ini Diselingi sekedar interupsi Mencari rezeki, mencari ilmu Mengukur jalanan seharian Begitu terdengar suara azan Kembali tersungkur hamba Ada sajadah panjang terbentang Hamba tunduk dan rukuk Hamba sujud dan tak lepas kening hamba Mengingat Dikau Sepenuhnya Taufiq Ismail bercita-cita menjadi sasterawan sejak SMP dan mengental ketika SMA– menyadari kewajiban yang diembannya. Berkaitan dengan pendidikan, ia ikut membidani lahirnya Majalah Sastra Horison. Sebuah majalah yang secara taat asas melaksanakan tugasnya sebagai majalah sastra sejak awal pendiriannya, 1966 yakni mencatat puisi, cerpen, esai, menyemai bibit-bibit sastrawan baru, menumbuhkembangkannya, sehingga terjadi dialektika secara dinamis baik sebagai sebuah sosok maupun karya dengan konsekuensinya. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di sekolah-sekolah, mengingat Horison adalah satu-satunya majalah sastra di negeri ini! dan kini sudah tidak terbit lagi. Empat Proyek Melalui Horison pula, Taufiq Ismail mengemas empat proyek besar atas keprihatinannya terhadap kondisi pendidikan bangsa ini. Taufiq Ismail mengemas melalui program penerbitan sisipan “Kaki Langit” majalah Horison sejak November 1996 dan masuk ke SMU, MA Madrasah Aliyah, SMK Sekolah Menengah Kejuruan dan Pesantren. Itu yang pertama. Sebagai suplemen, “Kaki Langit” menampilkan karya sastra puisi, cerpen, danesai para siswa dari seluruh Nusantara. Bapak dan Ibu guru bahasa Indonesia tidak ketinggalan dilibatkan pula, melalui rubrik ”Pengalaman Guru”. Ulasan puisi dan cerpen karya siswa juga disajikan sebagai bentuk kritik terhadap karya para siswa. Setiap terbit, “Kaki Langit” memperkenalkan sosok sastrawan –mulai dari biografi, karyanya hingga proses kreatifnya. Kedua, menyadari bahwa perubahan harus dimulai dari guru, Taufiq Ismail melalui Yayasan Indonesia penerbit Majalah Horison melobi Bappenas dan Departemen Pendidikan Nasional dan sejak Februari 1999 meluncurkan program MMAS Membaca, Mengarang, dan Apresiasi Sastra untuk guru bahasa dan sastra Indonesia. Hingga tahun 2000, telah dilatih 11 angkatan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Itu mencakup 660 guru. Setelah itu, Riau, Jambi Sumatera Utara, Lampung, dan pada tahun 2001 MMAS melanglang ke Kalimantan dan Indonesia Bagian Timur. Ketiga, dalam rentang masa yang sama, 43 sastrawan bergerak masuk ke 30 SMU, MA, SMK, dan Pesantren di 20 kota 3 provinsi bertemu dan berdiskusi dengan siswa. Kegiatan ini merupakan proyek ketiga yang digarapnya di bawah bendera SBSB Sastrawan Bicara Siswa Bertanya. Pada 2004, SBSB telah merampungkan hajatnya di 26 provinsi, 133 kota, 205 siswa, dihadiri sekitar siswa dan guru, didatangi sekitar 90 sastrawan. Keempat, pada tingkat perguruan tinggi, Taufiq Ismail menggarap proyek keempatnya yakni SBMM Sastrawan Bicara, Mahasiswa Bertanya. Melalui SBMM Taufiq Ismail mendatangkan 12 sastrawan selama dua semester ke dua kampus Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia dan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta untuk berdiskusi dengan mahasiswa. Mahasiswa itu diwajibkan membaca buku karya sastrawan tersebut, sebelum hadir dalam diskusi. Kegiatan SBSM dan SBMM ini dibiayai oleh Ford Foundation. Apa yang menarik? Kegiatan SBSM ternyata menerbitkan optimisme bagi Taufiq Ismail secara pribadi maupun lembaga yang dipimpinnya. SBSM yang berfokus pada apresiasi tingkat SMU, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan ternyata mendapat respon yang luar biasa. Para siswa tidak saja langsung dapat bertatap muka dan menyimak proses kreatif para sastrawan. Pengenalan langsung seperti ini tentu lebih efektif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Sebagai tindak lanjut SBSM Horison pun memberikan wadah berupa rubrik sisipan “Kaki Langit”. Lagi-lagi optimisme kembali bangkit manakala redaksi Horison kewalahan menampung karya-karya siswa di seluruh tanah air. Dalam Seminar sehari yang digelar Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia DKI Jakarta, pada 30 September 2000 Taufiq Ismail melontarkan kritik pedasnya. “Masyarakat Indonesia itu sudah mengidap penyakit rabun membaca dan lumpuh menulis. Akibatnya, kedua penyakit itu menimbulkan budaya kekerasan yang akhirnya mempengaruhi juga sisi-sisi kehidupan kaum mudanya.” Lontaran ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan amatannya, kuantitas oplah buku-buku sastra yang terbit sejak awal revolusi, Taufiq Ismail menyayangkan rendahnya minat masyarakat, terutama minat membaca karya sastra. Apabila melihat jumlah majalah sastra, ternyata yang terbit di Indonesia cuma satu buah, yakni Horison. Menurutnya, keadaan ini sangat luar biasa minimnya. Apalagi jika Taufiq Ismail membandingkannya dengan jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Di Mesir, dengan jumlah penduduk sekitar 50 juta jiwa, penduduknya mampu menerbitkan majalah sastra sebanyak 12 buah. Taufiq Ismail pun melontarkan, semestinya kita memiliki 48 buah majalah sastra. Catatan lain yang dikemukakan dalam seminar tersebut adalah novel “Atheis” karya Achdiat Kartamihardja yang pertama terbit 1949 dan beroplah 3. 000 eksemplar, hingga tahun 2000 jumlah eksemplarnya tidak berubah. Sebuah ironi, memang! Munculnya budaya kekerasan di Indonesia akhir-akhir ini salah satunya disebabkan oleh tidak dikembangkannya nilai-nilai luhur dalam sistem budaya. Nilai kejujuran, ketertiban, tanggung jawab, pengendalian, kebersaman, keimanan, yang seharusnya berproses dalam pendidikan di sekolah, rumah, dan masyarakat –kemudian dicontohkan oleh pendidik, orang tua, dan pemuka masyarakat, serta dibaca dalam karya-karya sastra—ternyata tidak berlangsung seperti yang diharapkan. taufiqismail unsurdidik berpuisi Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sastra
TaufiqIsmail, penyair yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan '66 ini lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935 dan dibesarkan di Pekalongan. Dalam Tempo, Mei 2008 disebutkan bahwa ia pernah menggunakan nama samaran, yaitu Nur Fadjar. Ayahnya adalah seorang ulama Muhammadiyah terkemuka, K.H. Abdul Gaffar Ismail, dan ibunya, Tinur Muhammad Nur.
Puisi Harmoni Karya: Taufiq Ismail. Puisi: Harmoni Karya: Taufiq Ismail Teknologi; Otomotif; Kesehatan; Travel; Pandemi; Home » 1966, Puisi, Puisi Taufiq Ismail, Puisi Tentang Bendera » Puisi: Harmoni (Karya Taufiq Ismail Imunisasi Investasi Jerawat Kecantikan Kehamilan Keluarga Kesehatan Keuangan Kuliner Makanan Mobil Motor Nutrisi
nilaipendidikan karakter dalam 10 puisi karya taufik ismail This is the purpose of describing the value of the character education value in the 10 poems of Taufik Ismail's work: There is a Child Asked on his Father, Prayer, Sea Road, Garden in Central Island Coral, Blood Jacket, Baby Born May 1998, Previous Port Install, About Nurcholis.